Hari Raya Imlek sudah semakin dekat nih...
Soal angpao, ternyata masih banyak yang bingung, berapa seharusnya nilai nominal yang akan diberikan kepada orang. Tapi, panduan utamanya adalah tentu pembaca harus membedakan (1) kepada siapa dan (2) tujuan dalam memberi angpao ini. Pada kasus Tahun Baru Imlek, Angpao itu biasanya diberikan oleh orang yang sudah berkeluarga kepada mereka yang belum berkeluarga. Namun sebenarnya tidak menutup kemungkinan juga jika seseorang telah mapan, sementara banyak saudaranya yang masih belum mapan. Sah-sah saja jika mereka ingin tetap memberikan, juga bisa dianggap sebagai berbuat baik menyenangkan hati orang.
Klasifikasi penerima angpao :
Umur Bayi dan Balita (Umur 0-3 Tahun)
Ini kelompok yang belum tahu apa-apa soal duit. Mereka lebih mementingkan tampilan kertas pembungkus angpao nya yang berwarna warni atau bercorak bagus. Isinya cukup dikasih aka kadarnya saja. Masih mahalan harga pembungkus angpaonya mungkin. Memberi angpao ke bayi atau balita umumnya hanya sebagai formalitas saja biar dianggap/dilihat oleh keluarga lain. Toh isinya nanti diambil sama ibu/bapaknya.
Jadi harus ngasih berapa duit nih? Rp. 10.000,- sampai Rp. 20.000,-
Umur Anak Kecil (Umur 4–11 Tahun)
Umumnya sudah agak mengerti kegunaan duit, yakni bisa membeli barang. Namun rata-rata mereka paling hanya pakai buat jajan permen atau mainan murah. Sayang kalau kita ngasihnya kebanyakan, soalnya anak-anak umur dibawah 10 tahun itu rata-rata belum bisa memanfaatkan uang dengan baik. Jadi sebenarnya ngasih angpao ke anak-anak di bawah umur 10 tahun itu juga masih termasuk sebagai formalitas saja terhadap anggota keluarga besar yang lain, biar menyenangkan hati mereka.
Jadi harus ngasih berapa duit nih? Rp. 20.000,- sampai Rp. 50.000,-
Umur Remaja alias ABG (Umur 12-17 Tahun)
Kelompok umur ini harus mulai hati-hati ngasihnya karena mereka sudah mengerti nilai nominal uang. Masa remaja atau ABG ini adalah masa dimana mereka mulai suka pergi jalan bareng sama teman-temannya ke mall atau ke tempat-tempat “pembuangan uang” lainnya. Jadi mereka mulai butuh duit buat berfoya-foya. Jika dikasih terlalu kecil, mereka tak sungkan buat minta nambah sambil ngomel di depan orang banyak. Belum lagi jika kamu dikatain pelit, waduh mau ditaruh mana mukanya, om tante. Padahal sih aslinya memang kere. Tapi kan eggak enak apabila sampai dikatain pelit. Ingat, anak seusia mereka emosinya belum bisa dikontrol lho. Sifat kepolosan semasa anak-anak kadang masih terbawa.
Jadi harus ngasih berapa nih? Antara 50 ribu sampai 200 ribu
Umur Anak Kuliahan (Umur 18-22 Tahun)
Usia anak kuliahan sebenarnya sudah bisa dikategorikan sebagai orang dewasa. Seusia mereka sudah bisa mendapatkan KTP, mendapatkan SIM, membuat Kartu Kredit sendiri, dan pastinya juga udah mengerti nilai dan fungsi uang. Kelompok usia ini biasanya termasuk dalam kelompok melek teknologi, yang memerlukan banyak gadget, seperti smartphone atau produk kecantikan (bagi yang cewek). Selain itu, kelompok usia ini umumnya memiliki banyak teman kuliah yang butuh banyak “biaya sosialisasi” buat ngumpul bareng. Tapi anak kuliahan juga sudah bisa memikirkan masa depan. Uang dari angpao sebagian mereka tabung buat keperluan biaya kuliah atau sebagai modal usaha kecil-kecilan kelak.
Jadi harus ngasih berapa nih? Antara 200 ribu sampai 500 ribu
Umur Dewasa, alias Yang Sudah Kerja (Umur 23-29 Tahun)
Usia dewasa seharusnya sudah tidak lagi mendapat subsidi biaya hidup dari orang tua (bagi yang sudah tidak tinggal serumah). Sebagian besar diantara mereka sudah berkeluarga atau setidaknya sudah memiliki pasangan dan akan segera menikah. Namun kenyataannya kelompok usia ini belum mapan (karena baru mulai bekerja tidak mungkin sudah langsung dapat jabatan tinggi), kecuali mendapat warisan orang tua, atau terlahir di keluarga mapan yang punya usaha sendiri, sehingga punya banyak mobil mewah dan rumah / apartemen.
Kebutuhannya pun tidak akan jauh dari kebutuhan pokok rumah tangga dan alat yang menunjang pekerjaan mereka, seperti TV elektronik, komputer, laptop, motor, mobil, rumah (atau sewa apartment) dsb. Kebutuhan makin banyak namun tak sesuai dengan pendapatan. Istilahnya “besar pasak dari pada tiang”. Tapi tak mengapa, inilah salah satu moment yang akan tak terlupakan dari rangkaian perjalanan kehidupan seseorang.
Jadi harus ngasih berapa nih? Setidaknya 500 ribu sampai 1 juta lah.
Yang Belum Nikah (Tapi Lebih Tajir Dari Kamu; Usia 30 Tahun Keatas)
Biasanya kalau sudah kepala 3 itu, kehidupan pribadi sudah agak makmur. Jika bekerja di perusahaan, pasti minimal sudah menjabat kasie atau kabag. Jika pun masih pangkat bawahan, setidaknya sudah senior banget; dan itu pasti bisa punya posisi tawar gaji lebih di perusahaan, karena riwayat pengalaman yang mendukung.
Jadi harus ngasih berapa nih? Yang ini sih tergantung isi dompet dan kerelaan saja. Yang mereka butuhkan adalah makna di balik pemberian angpao, misal-nya adalah doa biar dapat jodoh/banyak rejeki.
Harap diingat, nominal di atas bukanlah sebuah patokan wajib. Sesuaikanlah dengan isi dompet, jangan lupa ingat dengan tagihan kartu kredit, listrik, air, dll yang sudah menunggu. Ingat, stigma di masyarakat yang mengatakan SEMUA orang etnis Tionghoa itu kaya raya adalah TIDAK BENAR. Masih banyak saudara kita yang faktanya hidup di bawah rata-rata, yang berjuang hidup untuk makan sehari-hari.
Sumber : Ngutip sana-sini dan disesuaikan dengan kondisi terkini :-)